Kamis, 08 Maret 2012

Baret ? ? ? Apa Kata Mereka ?



Oleh : DAN ( Kader MAP )
klik disini untuk Gallery Pembaretan
Inilah kisah…   Tentang mereka yang tetap tersenyum di sela-sela rasa sakit, harus marah dan menangis saat merasakan sakit, tersenyum di saat terik matahari yang mencari celah tubuh untuk membakar kulit dan saat dinginnya udara malam menusuk sampai ke tulang raga yang sedang mencoba mengembalikan separuh kekuatannya yang sempat terkuras demi sebuah simbol kewibawaan…
Inilah cerita…   Tentang perjalanan panjang, tentang tangis dan tawa, tentang raga dan batin yang sedang lelah, tentang kebersamaan, tentang pendakian, tentang air dan api, tentang pencarian dan semuanya…
Tentang Sabtu-Minggu (18-19/02) di bawah kaki bukit Bungsu, Istana Pagaruyung, Kecamatan Batu Sangkar, Kabupaten Tanah Datar.
            Yang saya maksudkan adalah kegiatan pembaretan Madya Praja Angkatan XXI IPDN Kampus Sumatera Barat.  Banyak cerita tertinggal bukan untuk dilupakan namun untuk dikenang. Pertanyaannya adalah apa yang mereka dapatkan dari seluruh cerita itu? Apakah hanya sekedar serententan cerita untuk dijadikan kiasan seperti di atas… mudah-mudahan bukan seperti itu dan tentu saja tidak… Apa kata mereka?
So, check it out!!!

MWP. Nurul Anisha
“Dengan kegiatan pembaretan melalui proses yang begitu panjang dan memeras keringat bahkan menetaskan air mata (huuu…) saat pendakian, tidak mengurangi semangat dan motivasi saya sebagai Praja untuk melaksanakan kegiatan pembaretan tersebut hingga akhir.”

MP. Marvil Glorio Parengkuan
”Pertama, pembaretan ini merupakan pembangkit semangat walaupun kegitannya membuat saya capeh dan menguras keringat bahkan lama-kelamaan (jujur saja) kegiatan ini  membuat saya dongkol, tetapi daya juang teman-teman kelompok membuat kedongkolan berubah menjadi kegembiraan. Walaupun ada saja senior yang mengusili kami, kami tetap menerimanya karena pembaretan ini tidak berkesan jika hanya berjalan jauh saja dan tanpa rintangan. Kedua, setelah sampai di bumi perkemahan kami membangun tenda. Meski harus tinggal di tenda yang kecil dan air hujan yang masih bisa membasahi kami saat tidur, kami tetap bersabar dan tidak akan menyerah karena kami telah berjuang sampai sejauh itu. Walaupun kaki susah untuk melangkah kami tetap mengikuti malam api unggun. Awalnya kami merasa dongkol dengan kegiatan malam api unggun ini, tetapi dengan rekreasi yang ada malah membuat kami masih bisa tertawa. Begitu pun dengan semangat pendakian kami sepanjang hari.”
Setelah mendapat baret yang kami perjuangkan, saya teringat akan doktrin mengesankan dari seorang senior, bahwa “Senior yang berhasil itu adalah senior yang mampu membuat junior-juniornya lebih baik dari seniornya.”


“Pembaretan kali ini sangat mengesankan walaupun dengan berbagai kegiatan yang melelahkan dan sedikit mendongkolkan namun tetap bermakna luar biasa.”

Asyik, seru, ramai dan walaupun saya masukambulance saat jalan juang, yang jelas semangat saya tetap ada sampai akhir kegiatan.  Tapi masih ada sedikit kekecewaan, “Ade pe baret satu lagi MANAAA???

MP. Denis Dwi Anggara
“Banyak hal yang saya dapatkan dari kegiatan ini…jiwa Corps Satuan, semangat juang, kekuatan mental dan fisik, serta kesabaran. Semoga kegiatan ini mampu membuat  pencarian jati diri kita semakin terlihat ke depannya sebagai seorang Praja sejati.

“Kegiatan pembaretan sangat mengesankan yang saya dan rekan-rekan angkatan saya dapat!!! Kegiatan inilah yang juga sangat membutuhkan jiwa “corsa “ kami. Gilaaaa!!!

Ternyata kegiatan pembaretan ini tak semudah yang kita kira, terutama perjalanan panjang yang harus ditempuh. Untuk mendapatkan sebuah baret ternyata butuh sepasang kaki besi, hhhe…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar