Kamis, 08 Maret 2012

Pagaruyung Wibawa


 Oleh  : White Lotus (Kader MAP)

Disisa akhir tenaga yang saya miliki, saya tetap berniat untuk mencoba menorehkan cerita kami, para madya praja Kampus Sumbar yang baru saja melaksanakan kegiatan pembaretan.  Acara pembaretan merupakan acara yang sudah menjadi tradisi bagi kampus IPDN, dimana diharapkan agar para praja dapat menemukan jati dirinya sebagai seorang praja dan dapat mendapatkan kehormatannya lewat sebuah baret sebagai seorang calon pamong praja. Dan untuk kali ketiga ini di IPDN Kamus Sumbar akan melakasankan serangkaian kegiatan pembaretan Madya Praja Angkatan XXI IPDN Kampus Sumatera Barat yang diselenggrakan pada tanggal 18-19 Februari 2012.
Sebelum dimulainya acara pembaretan ini di  IPDN Kampus Sumbar telah diadakan program menggunakan Pakaian Dinas Lapangan bagi Satuan Madya Praja  selama kurang lebih 3 minggu. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar para madya praja  dapat terbiasa dengan menggunakan pakaian Dinas Lapangan dengan atributnya, seperti penggunaa sepatu PDl sehingga nanti dalam pelaksanaan kegiatan dapat meminimalisir adadnya hal- hal yang tidak diinginkan. Adapun rangkaian kegiatan yang akan dilewati adalah yang pertama yaitu dengan menempuh perjalan kaki sejuah kurang lebih 45 km (Jalan Juang) dari kampus IPDN Sumbar / Baso, Kabupaten Agam menuju ke Bumi Perkemahan Istano Pagaruyung  Kabupaten Tanah Datar. Kedua dilanjutkan dengan kegiatan Kemah Juang di Bumi Perkemahan Istano Pagaruyung Kabupaten Tanah Datar, dan terakhir ditutup dengan kegiatan pendakian Bukit Patah  ssekaligus Pembaretan.
Dalam serangkain kegiatan pembaretan ini, untuk dapat memperlancar jalannya kegiatan, maka kami para madya praja dari 195 orang dibagi menjadi 13 kelompok, sehingga masing- masing kelompok berjumlah 15 orang.
Dan dari masing-masing kelompok yang berjumlah 15 orang tersebut terdiri dari 4-5 madya wanita praja dan selebihnya madya praja putra. Adapun rangkain kegiatan pembaretan ini  dimulai pada hari Sabtu, 18 Februari 2012 sekitar pukul 02.00 WIB dini hari. Dimulai dengan adanya bunyi alarm stealing bagi para praja untuk berkumpul sesuai dengan tempatnya masing2 disumber suara alarm.  Setelah adanya bunyi alarm stealing, maka kami langsung menuju ketempat sumber suara dan menempati tempat masing- masing, putra berada didepan wisma putra dan begitu juga dengan putri sama dengan hal demikian. Lima belas  menit kemudian dilanjutkan dengan persiapan kelengkapan baik itu perlengkapan pribadi maupun perlengkapan kelompok. Kami kemudian berkumpul menjadi satu baik putra  maupun putri untuk menempatkan diri dalam lapangan apel pelepasan kegiatan Pembaretan, dimana dalam hal ini dibuka secara resmi oleh Bapak DR. Drs. H Ismail Nurdin, M.Si selaku Direktur IPDN Kampus Sumatera Barat sekaligus  kami dilepas oleh Beliauuntuk memulai  jalan juang.

Jalan  Juang
Tepat pada pukul 03.30 WIB kelompok pertama yang diketuai oleh Madya Praja Aji Nur Cahyo (Jawa Tengah) memulai perjalanannya. Setelah selisih kurang lebih 15 menit pemberangkatan dilanjutkan dengan kelompok selanjutnya sampai pada kelompok nomer 13. Yahh....jika  dipikir saja rasanya sulit mungkin untuk dapat melalui jalan juang ini, bayangkan kami menempuh sekitar kurang lebih 45 km dengan harus melewati 7 pos dengan jalan kaki. Namun sungguh yang saya tahu dan yakini bahwa dari masing- masing pribadi dari kami berniat untuk tetap berjalan, tetap bertahan, dan pantang asa untuk melanjutkan perjalanan juang ini. Bahkan sekalipun sudah melepuh jari- jari kaki dan  sudah mulai pendek langkah kaki ini, sekalipun kami sudah terseok- seok, tertatih- tatih, dan dengan berbagai cara dan usaha tapi tetap berusaha untuk melanjutkan perjalanan, saya sendiri begitu bangga terhadap mereka yang tetap mampu bertahan bahkan dalam situasi dan kondisi buruk sekalipun. Sayapun berkesempatan untuk mewawancarai seorang rekan saya, sebut saja “MMS” dia berkata bahwa “ ya Allah untuk sampai kepada kegiatan yang ketiga, kok rasanya sangat sulit ketika melalui kegiatan jalang Juang ini, Sungguh kaki terasa akan lepas, ingin menyerah tapi ada rasa pantang menyerah, sehingga saya  hanya bisa pasrah sambil bersabar sambil berharap semoga dapat cepat sampai”. Itulah yang dilontarkan langsung dari rekan saya yang padahal biasanya dia selalu mengeluh mengenai hal- hal yang berbau jalan dan lari.
  Hebat, Amazing, Luar Biasa dan Rasa Tidak Percaya, ketika kami mulai melihat adanya sebongkah  rumah minang yang megah dan indah, karena ketika kami melihat adanya rumah minang yang begitu anggun dan mempesona itu, itu juga merupakann saat yang paling bahagia karena itu pertanda bahwa Bumi Perkemahan Istano Pagaruyung sudah didepan mata. Rekan praja memang tidak hanya bisa melewati tapi mereka benar- benar mampu untuk berjuang, selain berjuang melewati medan dan keadaan yang ada, mereka mampu untuk melawan hawa nafsu mereka sendiri untuk menyerah. Dan sungguh  perjalanan kurang lebih  45 km sangatlah tidak singkat karena dibalik itu ada sebuah  perjuangan dan pengorbanan yang rrekan praja lakukan
Kemah Juang 
Setelah kurang lebih perjalanan selama 12 jam-an, akhirnya sekitar pukul 17.00 WIB kelompok urutan terkahir akhirnya tiba di Bumi Perkemahan. Kegiatan dilanjutkan dengan pemasangan bivak dan ishoma. Karena terhalang  hujan maka acara api unggun baru dilakukan sekitar pukul 21.00 WIB dan setelah acara api unggun selesai diteruskan  dengan adanya renungan dari Bapak Afiyendra, SH. MH. sampai  sekitar pukul 22.30 WIB dan baru kami dipersilahkan untuk istirahat. Yahh bagi kami yang berjumlah 5 orang putri dikelompok kami maka kami juga harus  tidur berlima dalam satu bivak tersebut, walaupun  hujan tapi dari  kami  kebanyakan menerima keadaan yang ada dan mencoba untuk tidak mengeluh dan mempedulikan sekalipun dari kami banyak yang tidur dengan pakaian yang basah, tidur  dengan  bivak yang kebanjiran air hujan, dll. Karena yang ada dipikiran dan benak kami masih ada satu kegiatan yang menjadi puncak dan moment paling penting dari seluruh rangkain kegiatan  ini yaitu adalah pendakian bukit dan pencarian baret, maka kamipun hanya mencoba untuk bisa beristirahat secara maksimal dan total sehingga kegiatan esok harinya dapat  kami ikuti.
Pendakian Bukit Patah dan Pembaretan
Keesokan harinya acara dimulai  pada pukul 06.30 WIB setelah semua sudah melakukan makan pagi dan melakukan pembersihan serta membereskan bivak masing- masing. Uhmmmm.... kegiatan yang ketiga ini adalah kegiatan yang paling penting, karena tanpa kegiatn ketiga ini, semua yang dilakukan dari pertama kita jalan  dari Kampus sampai keBumi Perkemahan ini tidak akan ada artinya. Acara pendakian Bukit  Patah ini dimulai dari kelompok nomor 13 sekitar pukul 07.00 WIB. Selang 5-10 menit dilanjutkan dengan pemberangkatan kelompok lain sampai pada kelompok nomor 1.
Di pendakian Bukit Patah ini terdapat 3 pos  yag harus kami lalui, dimana ternyata  pendakian yang kita lakukan  bersamaan dengan adanya kegiatan Olah Raga Buru Babi, jadi dari kami semua diharapkan untuk dapat menjaga keselamatan pribadi maupun keselamatan kelompok. Dari ketiga pos yang dilalui, masing- masing pos memiliki sebuah tantangan tersendiri, dimana pos pertama kita diuji untuk dapat mendaki dengan menggunakan tali dengan medan yang cukup sulit dan dengan jarak yang cukup jauh. Pos kedua kami diuji untuk mau dan  mampu melewati kubangan tanah becek sejauh kurang lebih 10 meter, dan dipos ketiga kami diuji kekbersamaan dan kekorsaan kami lewat sebuah permen. Diakhir perjalanan kami akhirnya diberi kesempatan untuk membersihkan diri di sebuah gorong- gorong. Tanpa melihat bentuk warna air digorong tersebut kami langsung membersihkan diri dan pakaian kami yang kotor karena lumpur, setelah itu kami harus melewati gorong- gorong dengan berbagai cara yang diperintahkan oleh senior kami baru kami dapat melanjutkan perjalanan menuju kebumi perkemahan kembali. Tapi diluar itu semua sungguh untuk mendaki sebuah bukit sejauh 10 km dengan waktu kurang lebih 4- 5 jam kami benar- benar merasa puas dan senang, karena setelah pendakian bukit tersebut, ada sebuah harapan yang jelas dan terang akan adanya  sebuah tanda kehormatan  itu bagi kami.
            Setelah semua kelompok kembali kebumi perekemahan, kami langsung diperintahkan untuk membentuk  lingkaran besar dan makan siang bersama- sama. Dan setelah acara makan siang selesai kami langsung diperintahkan untuk mencari baret kami masing-masing disebuah lahan area sekitar bumi perkemahan dan akhirnya dari kami semua lagsung menyerbu dan mencari baret tersebut, baik itu baret praja maupun baret menwa. Yahhh sekitar 15 menit setelah itu kami diperintahkan untuk kumpul kembali  dan mempersiapkan diri untuk mengadakan upacara pemasangan baret sekaligus untuk meutup secara resmi kegiatan pembaretan ini. Bapak Direkturpun berkesempatan hadir untuk menutup dan memasangkan baret kepada perwakilan dari kami. Zulfikar Ilham dan Savita Vintari menjadi perwakilan pemasangan baret praja sedangkan Ari Bintang Yoga dan Maya Mustika Sarimenjadi perwakilan pemasangan baret. Pada amanat yang disampaikan oleh Bapak Direktur setelah pemasangan baret kepada perwakilan dari kami, beliau menympaikan ucapan terima kasih kepada seluruh panitia dan pelaksana penyelenggara yang dapat membantu pelaksanaan seluruh rangkaian kegiatan pembaretan sehingga dapat berjalan lancar. Selain itu Beliau juga menyampaikan bahwa beliau merasa bangga terhadap kami yang sudah dapat mengikuti seluruh rangkaina kegiatan yang sudah direncankan, dan pada akhirnya Beliau memberikan sebutan untuk pembareetan Madya Praja Angkatan XXI IPDN Kampus bukittinggi ini dengan sebutan “ Pagaruyung Berwibawa” . Bercampur rasa yang kami rasakan, senang, bangga, capek, duka, terharu, yang ada dibenak kami masing-masing. Ada kebanggan dan kepuasan tersendiri setelah kami mendapatkan tanda kehormatan  kami sebagai  seorang praja.  Yah pembaretan ini  memang tidak untuk diulang namun akan selalu kami kenang sebagai cerita panjang perjalan kami sebagai  Praja Angkatan XXI , yah kan selalu teringat  dibenak kami dan tak terelak kebanggan kami pada Angkatan XXI.
Akhir kata saya mengucapkan selamat bagi para Madya Praja Angkatan XXI Kampus Sumatera Barat, yang saya anggap rekan- rekan sekalian adalah parapejuang sejatiJalan Perjuangan selalu dirintis oleh orang- orang yang berilmu, dikerjakan oleh orang-orang ikhlas, dan dimenangkan oleh orang- orang yang berani. Pejuang Sejati tidak selalu hadir pada orang yang cerdas, dan tidak pula pada orang yang hebat. Namun mereka yang tetap bertahanlah yang layak disebut Pejuang sejati. Mereka akan selalu belajar dan belajar bari setiap masalah yang dihadapi, dari setiap moment yang dialami hingga suatu hari ia dapati dirinya telah berubah menjadi lebih sabar, lebih ikhlas, lebih berani dan lebih memiliki tanggung jawab moril yang besar bagi diri sendiri maupun bagi orang lain, karena Ia sadar bahwa dirinya hanyalah seorang hamba dan yakin sepenuhnya bahwasanya ALLAH-lah Yang akan Mengawasi dan Melihat dari seluruh hasil karya perjuangannya.  Selamat Berproses Madya Praja Angkatan XXI IPDN Kampus Sumatera Barat, karena semakin tinggi layangannya,maka harus waspada dengan angin kencang dengan tali yang terpancang kuat.  terima kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar